Dakwah ini kembali diguncang. Dijadikan kehinaan, disikut
oleh para zhalimiin yang geram dengan mereka yang tidak berharta banyak namun
senantiasa bisa memakmurkan orang lain. Yang murka pada mereka saat
tangan-tangan sederhana mampu menyelamatkan perdagangan kemiskinan. Bahkan
merekapun mulai gusar tatkala pemimpin
hebat itu dikaruniai pandangan jauh sehingga segala kebobrokan zhalimin mulai
mencuat. Demi menutupi kebusukan munculah strategi kotor para pendusta itu. Mantel jabatan, situs-situs ‘keren’
memanipulasi data hingga seolah-olah tak ada kebenaran yang tersisa. Kerjasama
kebathilan menjadi trend yang tak berujung. Mewarisi tawa diatas penderitaan
orang lain.”Asalkan kami kaya, tak apa yang lain miskin, kami harus menang
mereka harus menderita”
“Sampai
kapan sihir mereka berakhir?” Ujar seutas hati. Ah, tersadarlah ia bahwa bukan
hanya sekarang saja pergolakan umat ini diuji. Dari mulai penggergajian tubuh
seorang hamba shalih, perebusan keluarga dakwah dalam air mendidih sudah kami
ketahui. Darisanalah permulaan para ahli zhalim mulai mengkafirkan
pemikiran masyarakat. ‘Lihatlah, risalah Islam membuat
mereka menderita !! Lihatlah, mereka lemah !!’ Teriak si penggergaji dan perebus orang-orang
shalih. Darisana makian mereka belum
berakhir. Bahkan ketika wafat para khalifah Allah, ketakaburan mereka semakin
menjadi-jadi . “Lihatlah pengikut Muhammad berakhir seperti mereka! Terbunuh…tertindas
oleh kami. Siapa yang masih percaya Muhammad??”
Lalu,
apakah teriakan mereka bermanfaat? Hebatnya Allah, semakin mereka berteriak,
semakin banyak pengikut setia Nabi Muhammad. Semakin sering umat diperangi,
maka tak henti para Mujahid-Nya berjuang, melahirkan mujahid-mujahid baru yang
setia. Allahu Akbar!!
Ah,
ternyata kuat sekali visi dan misi mereka. Tidak lagi dengan gergaji dan air
yang mendidih. Penyiksaan bertubi-tubi dilakukan dengan tayangan, mode yang
menggiurkan, pencucian pemahaman dan lainnya. Lihatlah busana yang dikatakan
islami itu!Pernahkah diperiksa apa benar yang melabelkan benar-benar bermaksud
Islami? Lihatlah makanan-makanan yang dikatakan bergizi itu! Waspadai
kehalalannya kalau engkau masih berminat masuk Surga! Lihatlah berita itu!
Benarkah sumbernya? Lihatlah following, tweet dan retweet pemahaman anak
muda sampai orang tua jaman sekarang. Mulai memisahkan agama dari sekolah,
menjadikan kebenaran seolah-olah relatif! Na’udzubillah min dzalik.
Ya, Allah…kami
memohon ampun-Mu lantaran kelemahan kami, umat tanpa sadar diinfeksi oleh virus
kekafiran. Namun dari kelemahan kami ini terdapat sumber kekuatan untuk selalu
bersandar pada-Mu. Darisanalah kami selalu tersadarkan bukan karena kami,
hidayah itu turun. Namun hanya Engkaulah yang bisa meluruskan mereka. Dari
kelemahan kami pula kami selalu ingin berjaga, merapatkan barisan, menguatkan
strategi, meraup segala ilmu agar mendapatkan kunci pemudah, agar tidak
terbodohi oleh semak kebencian mereka.
Benarlah decak kagum
para ulama ketika mengkaji para Nabi Allah, para khalifah Allah, para da’i.
Yang ‘terlihat’ mengenaskan demi memperjuangkan kebenaran telah kehilangan
anaknya, mendekam di penjara, menjadi buronan penguasa zhalim, kehilangan
keluarga, difitnah, dibunuh. Namun mereka tidak mengeluh. Mereka yakin bahwa
iman kepada Allah memang menghendaki perjuangan, pengorbanan yang tidak sia-sia
dan keteguhan hati. Mereka tidak terlalu menuntut kemenangan lahir, karena yang
penting adalah kemenangan bathin. Mereka memikul beban berat namun mulia dan
berbuah keindahan abadi. Semakin mereka mencintai Allah, mereka semakin
membuktikan pada Allah dengan segala amalan yang terbaik. Semakin mencintai jalan ini semakin yakin pulalah pada
janji-Mu. Hanya janji-Mu lah yang menenangkan kami.
‘Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta
berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka adalah lebih tinggi
derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan’At-Taubah :20.
Indonesia, Dalam penuh harap