-Ketika dalam derita…atau sepi kembara…
Dihadirkan rasa cinta… sisih segala duka
Anugerah dari-Nya (Syair Nasyid)-
Tak pernah ku sadari….. setengah abad lebih ku
merawat cinta. Dan ku ingin selalu merawat cintaku selamanya kepada mereka.
Wanita pertama yang bersedia mendampingiku, serta kedua anak-anakku yang selalu
membanggakan.
Sudah kian lama,
rumah mungil kami sepi. Namun,
hatiku, ingatanku, tak pernah sepi dari kepingan-kepingan indah bersama
mereka. Di rudung duka? Ya. Pernah
sekejap ku berduka. Disaat terlontar pertanyaan yang tiada akhir mulai
berkecamuk di fikiranku. Namun, terhenyakku pada makna memiliki. Ya. Sejatinya
kita tak pernah memiliki apa-apa. Kita hanya dititipi oleh Sang Maha Kuasa. Istriku,
anak-anakku adalah milik-Nya. Yang entah aku siap ataupun tidak, Dia berhak
mengambilnya kembali.
Bagiku, keberhargaan yang pernah Allah titipkan
kepadaku sebagai seorang ayah dan suami adalah keberhargaan yang tak ternilai.
Sehingga terlarut aku pada rasa maluku pada-Nya. Betapa cinta-Nya mengajarkanku
bahwa sudahkah aku mencintai-Nya ? Sudah lebih dari cukup perjuanganku bersama
istriku dan anak-anaku di dunia. Dan kini ku berjuang kembali dengan perjuangan
yang terbaik. Sebagai tanda syukurku, tanda cintaku pada Sang Pemilik diriku,
istriku, anak-anakku.
Tak
pernah ku sadari…..selama ini, cinta-Nya menghuni jiwa.
- Bumi Gingseng, 2002-
Ketika tersudut sepi….dihadirkan
cinta-Nya sebagai pemecah sunyi…
“….dan Kami lebih dekat
kepadanya daripada urat lehernya” QS. Qaf : 16
Ketika mendung penurut duka….dihadirkan cinta-Nya sebagai pengusap air mata
“…Segala puji bagi Allah
yang telah menghilangkan kesedihan dari kami…” QS. Fatir:34
Ketika pertanyaan tak
berkesudahan mengerutkan akal fikiran…dihadirkan cinta-Nya sebagai jawab sandaran…
“…sesungguhnya Aku dekat.
Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku”QS.
Al-Baqoroh: 186